Sabtu, 17 April 2010
Proses Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis merupakan sebuah proses delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan dan evaluasi. Meskipun keenam langkah pertama menggambarkan terjadinya perencanaan, tetapi pelaksanaan dan evaluasi juga sama pentingnya.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah :
1.Mengidentifikasi misi, sasaran-sasaran, dan strategi-strategi organisasi sekarang ini.
Merumuskan misi organisasi memaksa para manajer untuk mengidentifikasi jangkauan-jangkauan produk-produknya atau jasa-jasanya dengan seksama. Penting juga untuk para manajer mengidentifikasi sasaran dan strategi yang sekarang digunakan. Sasaran merupakan dasar perencanaan dan memberi target kinerja yang dapat terukur yang diusahakan untuk dicapai para karyawan.
2.Menganalisis lingkungan
Menganalisis lingkungan merupakan langkah penting dalam proses itu, karena lingkungan sebuah organisasi, sebagian besar, membatasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi manajemen. Sebuah strategi yang berhasil merupakan strategi yang sesuai dengan lingkungan.
Langkah ini telah selesai ketika manajemen memiliki pemahaman yang tepat terhadap apa yang sedang berlangsung di lingkungannya dan menyadari trend penting yang mungkin akan mempengaruhi operasi-operasinya.
3.Mengidentifiaksi peluang dan ancaman
Peluang adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif, sedang ancaman adalah yang negatif. Lingkungan yang sama dapat merupakan peluang bagi satu organisasi dan menjadi ancaman-ancaman bagi organisasi lain dalam industri yang sama karena perbedaan sumber daya manajemen.
4.Menganalisis sumber daya organisasi
Analisis internal memberi informasi penting tentang aset, keterampilan, dan aktivitas kerja spesifik dari sebuah organisasi. Setiap keterampilan atau sumber-sumber daya itu unggul dan unik, disebut kompetensi inti. Kompetensi inti (core competence) merupakan keterampilan utama menciptakan nilai, kemampuan-kemampuan, dan sumber daya dari suatu organisasi yang menentukan senjata-senjata persaingan organisasi itu.
Untuk memiliki kompetensi inti, perusahaan harus memiliki tiga kriteria : nilai bagi pelanggan (customer perceived value), diferensiasi bersaing (competitor differentiation), dan dapat diperluas (extendability).
5.Identifikasi kekuatan dan kelemahan
Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau sumber daya yang dikendalikannya. Sedangkan kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan.
Penggabungan langkah tiga dengan lima menghasilkan suatu penilaian atau analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treath), sebab analisa ini menggabungkan kekuatan, kelemahan, dan ancaman organisasi tersebut untuk mencari suatu celah strategis yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi tersebut.
6.Merumuskan strategi
Strategi perlu ditetapkan bagi tingkat korporasi, tingkat bisnis, dan tingkat fungsional. Para manajer perlu menyusun dan mengevaluasi alternatif-alternatif strategis dan kemudian memilih strategi-strategi yang cocok pada setiap tingkatan dan strategi yang memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang lingkungannya secara baik.
7.Melaksanakan strategi
Sebuah strategi hanya bagus kalau dilaksanakan. Para manajer barangkali harus memilih, merekrut, melatih, menertibkan, memindah, mempromosikan, dan boleh jadi bahkan memecat karyawan-karyawan untuk mencapai sasaran-sasaran strategis organisasi tersebut.
8.Mengevaluasi hasil
Langkah akhir dalam proses manajemen strategis adalah mengevaluasi hasil. Tindakan-tindakan penyesuaian rencana strategis disusun setelah melakukan evaluasi hasil strategi terdahulu dan menentukan bahwa perlu diadakan perubahan-perubahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar